Antisipasi Virus ASF, Peternak Babi di Siantar Diminta Lakukan Biosecurity


Ilustrasi petugas menyemprot anti virus ASF ke tubuh ternak babi (f:ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Virus ASF ( African swine fever virus) belum ditemukan di Kota Pematangsiantar. Hal tersebut menyebabkan harga ternak babi masih tinggi.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Benny Sirait pada Selasa (18/2/25).
"Untuk tahun ini belum ada kasusnya, tetapi pada tahun 2024 terdapat 7 Kasus Virus ASF ( African swine fever virus) di Kota Pematangsiantar," jelasnya.
Benny menambahkan virus ASF pada ternak babi sampai sekarang belum ada vaksinnya. Guna mengantisipasi penyebaran virus, pihaknya genjar sosialisasi supaya peternak tetap melakukan biosecurity yang ketat termasuk penjagaan kandang.
“Semenjak adanya virus ASF, memang sangat dirasakan sekali kerugiannya, dan sudah ada berbagai pencegahan dan penanggulan yang telah kami lakukan," ucapnya.
Dijelaskan Benny, masyarakat yang berprofesi sebagai peternak sudah bangkit lagi, walaupun jumlahnya belum terlalu banyak.
“Jadi memang perlu lagi untuk menyemangati masyarakat dalam beternak untuk tetap melakukan biosecurity yang ketat, dan kalau ada pekerja di dalam dia tidak boleh lalu lalang atau keluar,” ujarnya. (abdi/hm17)